Foto : Ribuan Peserta Ikuti Jalan Santai 25 Tahun LPD Kedonganan |
MANGUPURA (inibali.com) - “Selai Tiban LPD Desa Adat Kedonganan“, telah sukses melakukan upaya yang setrategis mendorong ekonomi masyarakat adat serta merawat semangat krama untuk selalu berinovasi, bekerja keras, tulus dan serius mempertahankan adat dan budaya Bali berlandaskan ajaran Agama Hindu.
Demikian pesan serangkain HUT LPD Desa Adat Kedonganan yang memasuki usia ke- 25 tahun, pada perayaan puncak yang berlangsung, di Pantai Kedonganan, Minggu (27/12).
Sejak pagi, ribuan nasabah, tokoh, pemuda, masyarakat Kedonganan tumpah ruah mengikuti agenda jalan santai yang dikemas dengan agenda hiburan dan pengundian puluhan hadiah menarik. Jalan santai dilepas dari Gedung LPD Desa Adat Kedonganan hingga berakhir di Pantai Kedonganan.
Dengan tema ‘Mewujudkan Krama dan Desa yang sejahtera, Menjaga Kelangsungan Agama dan Budaya Bali’ peringatan 25 tahun LPD Kedonganan kini memiliki asset Rp 266 Miliar, terbukti mampu menopang dan menggerakan sector ekonomi masyarakat adat Kedonganan.
Ketua LPD Desa Adat Kedonganan I Ketut Madra mengungkapkan saat pertama kali didirikan pada 9 September 1990, LPD Kedonganan berupaya untuk tetap teguh pada spirit awal pendirian LPD oleh Gubernur Bali, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Yakni sebagai penyangga adat dan budaya Bali yang berlandaskan ajaran agama Hindu dengan berbasiskan pada komunitas adat Bali.
Selanjutnya, dengan terbentuknya Dewan LPD Bali yang merupakan wujud komitmen Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Bali melaksanakan amanat UU Nomor 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang menegaskan LPD di Bali diatur dengan hukum adat. Menjadikan LPD Kedonganan sebagai role model pengelolaan LPD di Bali.” Kami tentu merasa tersanjung dan mendapat tanggung jawab berat mengemban amanat ini, serta dukungan dari prajuru adat, tokoh –tokoh adat, yang luar biasa,” ucapnya.
Lanjut Madra LPD sebagai wadah kekayaan desa adat, telah menjalankan program pengembangan mulai aspek parhyangan, pawongan dan pelemahan menyangkut perbaikan pura hingga menggelar karya atiwa-tiwa lan atma wedana ngemasa atau dikenal ngaben dan nyejah ngemasa tiap tiga tahun.
Nah, lebih jauh Madra mengungkapkan yang terpenting pengembangan LPD sebagai druwe desa di masa mendatang, LPD harus lepas dari zona nyaman. “ Untuk mengantisipasi zona nyaman tidak berkembang menjadi zona kehancuran atau kemunduran, LPD Kedonganan melakukan upaya strategis merawat semangat krama untuk selalu berinovasi, mempertahankan adat dan budaya Bali melalui pagelaran Parade Tabuh Klasik Pagongan dan Bebarongan, untuk menjawab permasalahan sulitnya mencari seka gong di banjar-banjar, sinergi LPD, panitia pembangunan pura dan pengelola kafe melalui kupun undian dana punia berhadiah,” terangnya.
Sementara itu Ketua Panitia HUT LPD 25 LPD Kedonganan I Wayan Suriawan melaporkan kegiatan Hut telah dimulai sejak 1 Juni 2015. “ Merayakan Hut ke-25 tahun ini, kami telah merangkum dalam 3 bidang penyelenggaraan mulai bidang parhyangan, pawongan, dan palemahan,” bebernya.
Di bidang parhyangan meliputi, dharma tula agama Hindu, Dharma Tula Yowana, lomba mejejaitan, lomba penjor, lomba gebogan, lomba canang sari, membuat klakat, dan banten. Untuk di bidang pawongan diantaranya pelatihan wirausaha muda Kedongan, pertandiangan volley dengan mengandeng Vanda eka Canthi. Bidang palemahan kegiatan yang dilaksanakan adalah cleaning beach melibatkan anak-anak muda yang tergabung dalam Karang Taruna Eka Canti.
Pada puncak Hut, kesemarakan agenda perayaan 25 tahun LPD Kedonganan juga diserahkan pengundian hadiah utama berupa 1 unit Mobil, 5 kendaraan motor, dan puluhan hadiah menarik lainya . Selain itu, acara semakin heboh karena dihibur para artis dan musisi pop Bali diantaranya, A.A Raka Sidan, Gek Diah 3G dan persembahan seni budaya oleh masyarakat Kedonganan. (dea)