ITDC menggelar pasar murah dan santunan kepada anak yatim piatu, Jumat (24/6/2016) di Puja Mandala |
Ratusan warga di sekitar Puja Mandala Nusa Dua berkumpul untuk mendapat sembako murah yang digelar Indonesia Tourism Depelopmen Corporation (ITDC), Jumat (24/6//2016). Pasar murah ini merupakan kegiatan Safari Ramadhan BUMN dan menjadi bagian kegiatan “ BUMN Hadir Untuk Negeri” selama bulan suci Ramadhan 1437 H.
Kepala Divisi Pengembabgan ITDC, Samsul Purba, mengatakan, IITDC melaksanakan kegiatan safari Ramadhan dan santunan anak yatim piatu di 2 (dua) wilayah kerja Bali dan Lombok Tengah dan dilakukan serentak di seluruh Indonesia. Sasaran dari kegiatan Pasar Murah tersebut adalah Keluarga Kurang Sejahtera ( KKS) utamanya umat muslim yang ada di sekitar Nusa Dua dan masyarakat KKS dai 12 Banjar yang ada di Kelurahan Benoa.
Jumlah Paket Sembako yang di bagikan ITDC kepada masyarakat KKS untuk di wilayah Badung, Bali tersebut sebanyak 500 paket yang terdiri atas Beras 10 Kg, Minyak Goreng 2 Liter, Gula Pasir 2 Kg dengan nilai Paket sekitar Rp. 145.500,- namun masyaraakat hanya membayarnya dengan nilai Rp 25.000. Pihak ITDC juga pemberian santunan senilai Rp 100.000 kepada 150 anak yatim piatu dengan bekerjasama dengan masjid Ibnu batutah Puja Mandala Nusa Dua.
Samsul menyebutkan, tujuan kegiatan ini untuk mengantisipasi lonjakan harga saat bulan Ramadhan bagi masyarakat ekonomi kurang mampu. Hal ini juga sebagai bentuk kepedulian perusahaan BUMN agar dapat selalu membantu kesulitan masyarakat dan bersama-sama membangun negeri ini untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Ketua Umat Muslim Puja Mandala, Muhammad Jumali, mengungkapkan rasa terima kasih atas program ITDC saat Bulan Ramadhan. “Pasar murah dan santunan ini sangat bermanfaat bagi kami apalagi saat hari raya. Kami berharap program seperti ini bisa terus berlanjut,” harapnya.
Lurah Tanjung Benoa, Wayan Solo mengungkapkan pasar murah menjadi program yang sangat bagus. Ia pun sempat menyampaikan harmonisasi yang selama ini telah terbangun di Puja Mandala yang terdiri kendati ada lima rumah ibadah, Hindu, Islam, Buda, Kristen dan Katolik. “Kita berbeda namun kita bisa tetap harmonis,” sebutnya. (wid)