Kadis DKLH Badung Putu Eka Merthawan bersama Kabag Humas dan Protokol Putu Ngurah Thomas Yuniarta (kiri) memperlihatakam penghargaan Bali Otonomi Award 2017 yang diberikan JPIP |
Program Pemerintah Kabupaten Badung Go-tik (gojek sampah plastik) kini mulai membuahkan hasil. Go-tik mampu menekan pencemaran sampah plastik bahkan berhasil menyabet penghargaan Bali Otonomi Award 2017. Hal ini tak lepas dari upaya keras jajaran Pemkab Badung dimotori Dinas Kebersihan Lingkungan Hidup (DKLH) dan mendapat dukungan luas masyarakat.
Penghargaan diberikan The Jawa Post Institute of Pro-Otonomi (JPIP) yang cukup obyektif itu disambut penuh bangga Kepala Dinas Kebersihan Lingkungan Hidup (DKLH) Kabupaten Baudng Putu Eka Merthawan. "Kami melihat pelaksanaanya cukup obyektif dan fair, faktanya tidak ada rekayasa atau intimidasi bahkan tidak ada simulasi yang fiktif," tegas Merthawan didampingi Kabag Humas dan Protokol Putu Ngurah Thomas Yuniarta.
Penghargaan bergengsi itu, akan semakin memacu jajarannya dan menjadi modal awal yang bagus untuk melangkah ke depan. Pihaknya, berharap kegiatan semacam ini, bisa berkelanjutan karena berkontribusi positif dalam mendorong program inovatif daerah.
Ia mengungkapkan, konsep penganan sampah yang dilakukan itu, berupa pengeloaan sampah plastik dengan cara door to door, untuk melayani masyarakat dengan memberikan servis menjemput atau mengambil sampah plastik.
Petugas datang ke rumah-rumah kemudian mengambil sampah plastik dan membayar dengan harga Rp500 setiap satu kilogram sampah plastik.
Kini, semua kecamatan sudah terjangkau program ini, termasuk 320 sekolah di Kabupaten Badung telah dilayani Go-tik. Tak kurang, setiap harinya, tekumpul 60 ton sampah plastik yang kemudian dibawa ke bank sampah untuk diproses lebih lanjut.
Tercatat, program ini, mampu melibatkan 35.000 masyarakat dan mampu mengurangi timbulan sampah plastik reguler hingga 50 ton. Hal ini melampaui 30 ton target yang dipasang pada awal peluncurannya.
Ditambahkan, pengembangan inovasi Gotik di tahun 2018 , pihaknya akan mempertajam kembali capaian pengurangan sampah plastik secara berkelanjutan dan terintegrasi, dengan membuat inovasi terbaru yakni program SDSB (Satu Desa Satu Bumdes Sampah) untuk menggantikan Gotik.
Pihaknya berhadap adanya Bumdes ini Desa di Badung semakin mandiri dalam pengelokaan sampah, sehingga mampu mewujudkan Badung yang bersih hijau dan berbunga serta menjadikan Badung destinasi kelas dunia. *