"InDOnesia CARE“ atau disingkat “I Do Care”, merupakan program yang digagas sebagai bentuk komitmen pemerintah Indonesia untuk menghadirkan pariwisata dan ekonomi kreatif yang adaptif di masa kebiasaan baru melalui penerapan protokol yang mencakup kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan yang lestari (cleanliness, health, safety and environment/CHSE).
Komitmen dan dukungan ini disampaikan dalam webinar Voxpp Shout! bertajuk Lebih Jauh Dengan Kampanye Indonesia Care dan Panduan Protokol Kesehatan Untuk Hotel yang digelar oleh Deputi Pemasaran Parekraf, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI pada Jumat (14/8/2020) sore melalui platform Zoom Meeting.
Webinar menghadirkan pembicara Frans Teguh, Plt. Deputi Sumber Daya & Kelembagaan, Kemenparekraf RI, Maulana Yusran, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Adi Satria, Vice President Sales, Marketing, Distributions & Loyalty, Accor Indonesia, Malaysia & Singapore.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf RI Nia Niscaya mengatakan perspektif atau sentimen pasar terhadap Indonesia dalam penanganan Covid-19 berdasarkan big data Sprinklr masih kurang menggembirakan, membuat Indonesia harus bergerak untuk “building confidence and gaining trust”, sehingga Kemenparekraf meluncurkan program "I Do Care" sebagai strategi komunikasi, verifikasi dan labelling penerapan protokol CHSE di destinasi wisata meliputi atraksi, aksesibilitas dan amenitas.
"Kunci keberhasilan Indonesia Care adalah komitmen penerapan protokol CHSE oleh pelaku usaha dan kepatuhan konsumen dalam mengakses produk/layanan pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Nia.
Menurut dia upaya mencapai keberhasilan program Indonesia Care perlu didukung oleh segenap pemangku kepentingan terkait dari komponen akademisi, pelaku usaha, pemerintah pusat-daerah, komunitas masyarakat dan media.
Sementara itu, Deputi Sumber Daya & Kelembagaan, Kemenparekraf RI Frans Teguh menjelaskan "Panduan Protokol Kesehatan untuk Hotel" disusun sebagai kekuatan untuk membangun kepercayaan diri dan keyakinan publik sehingga pasar dapat memberikan tanggapan positif kepada pariwisata Indonesia.
Panduan tersebut ditujukan bagi pengusaha dan/atau pengelola serta karyawan dalam memenuhi kebutuhan tamu akan produk dan pelayanan pariwisata yang bersih, sehat, aman, dan ramah lingkungan pada masa pandemi Covid-19 ini.
Panduan ini juga dapat menjadi acuan bagi pemprov, pemkab, pemkot, serta asosiasi usaha dan profesi terkait hotel untuk melakukan sosialisasi, tutorial/edukasi, simulasi, uji coba, pendampingan, pembinaan, pemantauan dan evaluasi dalam penerapan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan, demi meningkatkan keyakinan para pihak, reputasi usaha dan destinasi pariwisata.
Ketentuan yang termuat dalam panduan ini mengacu pada protokol dan panduan yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia, World Health Organization (WHO), dan World Travel & Tourism Council (WTTC) dalam rangka pencegahan dan penanganan Covid-19. Dalam proses penyusunannya, panduan melibatkan berbagai pihak, yaitu asosiasi usaha hotel, asosiasi profesi terkait bidang perhotelan, dan akademisi.
“Kampanye Indonesia Care diharapkan pada akhir bulan ini dapat menyelesaikan mekanisme verifikasi dan labelisasi yang akan diberlakukan untuk industri pariwisata,” ujarnya.
Maulana Yusran, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Adi Satria, Vice President Sales, Marketing, Distributions & Loyalty, Accor Indonesia, Malaysia & Singapore menyampaikan semangat yang sama untuk secara berdampingan bersinergi mensukseskan dan turut serta aktif mengkomunikasikan kampanye Indonesia Care demi bangkit kembalinya pariwisata Indonesia.
Pelaksanaan protokol kesehatan dipandang sebagai sebuah keharusan di masa adaptasi kebiasaan baru ini. Industri Hotel dipandang juga bisa memanfaatkan banyak hal untuk kembali meraih pasar dengan memunculkan serta mengolah kreatifitas produk dan pasar. Tantangan terberat salah satunya adalah mengkampanyekan kebiasaan baru, melaksanakan protokol kesehatan secara bersama-sama, baik dikalangan hotel maupun masyarakat luas.
Adi Satria, lebih jauh mempaparkan bahwa bagian dari strategi komunikasi protokol kesehatan adalah dengan memanfaatkan 2 juta loyalty member jaringan hotel yang telah dikomunikasikan sejak masa PSBB dilaksanakan pertengahan Maret lalu serta memanfaatkan media platform dan berbagai forum webinar serta komunikasi B2B dengan secara berkelanjutan melakukan diskusi dalam mengkomunikasi protokol yang ada.
Jaringan Hotel Accor yang telah menggagas protokol kesehatan All Safe siap mengintegrasikan ke Indonesia Care, sebagai bentuk program perlindungan untuk tamu yang menginap, disiapkan secara cermat dan profesional untuk membentuk trust kepada masyarakat.
Panduan protokol kesehatan untuk Hotel dapat diunduh di www.indonesia.travel/indonesiacare Atau https://drive.google.com/drive/folders/1k2KXFLvGpqEuGo3m48iOdhfm5cz0vvp5?usp=sharing (wan)