Pedagang UMKM, khususnya di bidang konveksi dan sablon belum merasakan dampak dari masa kampanye Pemilu 2024.(AdenArdenrich/Pixabay/Inibali) |
INIBALI.COM - Momen kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) kerap menjadi puncak antusiasme bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang konveksi. Namun, Nandi Herdiaman, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Bandung (IPKB), memberikan pandangan yang menarik terkait tantangan bisnis saat ini.
"Saat ini memang ada pemesanan, tapi belum sebanding dengan masa kampanye tahun 2019. Tiga bulan sebelumnya, kita sudah menerima order hingga 15 juta unit dari partai. Sekarang, jumlahnya jauh dari itu. Hanya puluhan ribu, dan itu pun bukan dari partai, melainkan dari calon legislatif," ungkap Nandi dalam siaran pers KemenKopUKM, Jumat (12/1/24).
Menurut Nandi, tim sukses calon presiden dan calon wakil presiden yang biasanya menjadi penopang penjualan juga membuat pesanan, namun lebih bersifat dadakan dan tidak dalam jumlah besar. Akibatnya, penjualan IPKB mengalami penurunan drastis, mencapai 70 persen dibanding periode Pemilu 2019.
Dalam menghadapi tantangan ini, IPKB telah melakukan berbagai upaya. Mereka aktif membantu anggota dan penjual yang tergabung dalam Ikatan Konveksi Mikro (IKM) untuk beralih ke penjualan online.
"Kami bekerja sama dengan marketplace seperti Shopee untuk mendukung pelaku konveksi agar tetap bisa berjualan secara online. Ini langkah kami dalam menjaga kelangsungan bisnis di era digitalisasi ini," tambah Nandi.
Dengan tantangan dan dinamika bisnis yang dihadapi, IPKB tetap semangat dan kreatif untuk mengatasi dampak penurunan penjualan di masa kampanye Pemilu.(nik)