Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Mangutama, I Wayan Suyasa (kiri). |
"Habis pandemi covid di daerah Ungasan kita memiliki 8 pompa, sekarang 2023 sudah 10 pompa. Namun, masih ada keluhan. Kalau dulu sudah aman artinya sekarang pertumbuhan begitu besar," kata Suyasa, Jumat (23/2/24).
Menanggapi masalah ini, Suyasa menjelaskan bahwa pembangunan pariwisata yang pesat di daerah tersebut telah menimbulkan tantangan baru dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Meskipun telah terjadi peningkatan dalam infrastruktur, seperti penambahan pompa air, masih ada keluhan terkait pelayanan.
"Peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat juga menyebabkan penurunan produksi air di beberapa sumber. Sebagai contoh, produksi air di beberapa mata air mengalami penurunan yang signifikan, dari 4 liter per detik menjadi hanya 1,45 liter per detik. Hal ini berpotensi mengganggu pelayanan air kepada masyarakat," terangnya.
Namun, untuk mengatasi tantangan ini, PDAM Tirta Mangutama telah mengambil langkah-langkah konkret, seperti membangun sumur pemanen air hujan. Program ini telah diimplementasikan dengan pembuatan dua sumur, dengan kedalaman mencapai 32 meter.
Suyasa juga menekankan pentingnya kerjasama antara pihak-pihak terkait untuk memastikan percepatan pelayanan yang sesuai dengan target tahun ini. Meskipun ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam hal bekerja sama dan berinvestasi, dia optimis bahwa dengan diskusi yang tepat, semua dapat teratasi.
"Dengan langkah-langkah strategis yang diambil, diharapkan masalah kebutuhan akan air bersih di Badung Selatan dapat diatasi dengan baik dalam waktu yang tidak terlalu lama," katanya.(nik)