Seni Tato Tradisional Mentawai, Potensi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang Mendunia

Selasa, 25 Juni 2024 : 04.15

 

Seni tato atau seni rajah tradisional Mentawai yang sudah mendunia.(foto/ist)

INIBALI.COM - Mentawai memiliki potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang sangat menarik, salah satunya adalah seni tato atau seni rajah tradisional yang sudah mendunia. Seni tato ini berfungsi sebagai identitas bagi masyarakat suku Mentawai, dengan pemilihan motif yang mencerminkan tanah asal, status sosial, dan kehebatan seorang pemburu.

Menariknya, tato di Mentawai juga memiliki fungsi sebagai simbol keseimbangan alam. Masyarakat lokal menganggap semua hal memiliki jiwa, sehingga objek seperti batu, hewan, dan tumbuhan harus diabadikan pada tubuh mereka.

Seni tato di Mentawai bukanlah hal baru. Kabarnya, seni merajah tubuh di Mentawai sudah ada sejak 1.500 Sebelum Masehi (SM) dan dilakukan secara turun-temurun oleh suku Mentawai, menjadikannya salah satu seni tato tertua di dunia.

Daya tarik seni rajah di Mentawai juga ada pada proses pembuatannya yang masih dilakukan secara tradisional. Sebelum memulai merajah, sipatiti atau penato akan melakukan upacara bersama sikerei terlebih dahulu. Setelah itu, sipatiti mulai membuat gambar kasar pada tubuh yang akan ditato.

Proses rajah dilakukan dengan menggunakan jarum tradisional dari kayu, di mana tubuh dipukul perlahan menggunakan tongkat kayu untuk memasukkan pewarna ke dalam kulit. Pewarna yang digunakan adalah alami, berasal dari campuran daun pisang dan arang tempurung kelapa.

Setiap tato tradisional Mentawai dibuat berbeda-beda sesuai dengan peran setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Gambar tato laki-laki Mentawai berbeda dengan gambar tato perempuan Mentawai. Tato laki-laki biasanya berbentuk garis hitam melengkung dari bahu kanan hingga bahu kiri yang melambangkan anak panah atau binatang buruan. Sedangkan perempuan Mentawai memiliki tato bergambar subba atau tangguk, sesuai dengan peran mereka yang menangkap ikan di sungai.

Selain itu, motif tato bagi pemburu dan sikerei juga berbeda. Pemburu menggunakan tato sesuai dengan binatang hasil tangkapannya seperti babi, rusa, monyet, burung, atau buaya. Sedangkan sikerei biasanya memiliki tato bintang “Sibalu-balu” pada tubuhnya.

Dengan keunikan dan nilai sejarahnya, seni tato tradisional Mentawai memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan dan mengembangkan ekonomi kreatif di daerah tersebut. Seni tato ini tidak hanya menawarkan keindahan visual tetapi juga kisah dan makna mendalam yang mencerminkan kebudayaan dan tradisi suku Mentawai.(nik)