Arak Bali for the World: Menyingkap Potensi Ekonomi dari Sebuah Warisan Budaya

Sabtu, 1 Februari 2025, 17:44 WIB

INIBALI.COM – Peringatan Hari Arak Bali 2025 menjadi momentum untuk membuka potensi minuman arak sebagai industri artisanal berbasis kearifan lokal yang unik untuk pasar dunia

Sejumlah pemerhati budaya, akademisi dan artisan arak bali berkumpul di Level 21 Mall, Denpasar, Bali dalam rangka merayakan Pari Arak Bali yang jatuh pada 29 Januari 2025 melalui bincang budaya Talkshow Bali Signature: Arak Bali for The World.

Koperasi Fermentasi Nusantara (Fermenusa), organisasi non-profit berperan aktif dalam mempromosikan, advokasi produk pangan olahan fermentasi Indonesia, bersama Level 21 Mall, Bali menghadirkan narasumber dari berbagai bidang untuk membuka wawasan masyarakat terhadap potensi minuman arak sebagai industri artisanal berbasis kearifan lokal yang unik untuk pasar dunia.

Hari Arak Bali diresmikan oleh Gubernur Bali Wayan Koster melalui Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 929/03-I/HK/2022 sebagai upaya strategis untuk melindungi dan memperkokoh pemberdayaan arak bali sebagai bentuk kearifan lokal (local wisdom).

Peringatan Hari Arak Bali di Level 21 Mall pada Jumat 31 Januari 2025 ini diharapkan memicu semangat kebangkitan minuman fermentasi di daerah lain yang turut memiliki keunikan budaya serupa.

Kegiatan diskusi ini bertujuan untuk mengingatkan kembali nilai budaya dan ekonomi minuman fermentasi asal Bali yang perlu dijaga tradisi dan ritualnya, dikembangan standar dan proses, serta dijaga mata rantainya sehingga dapat dikomersialisasikan dan berdaya saing internasional

Narasumber yang hadir yaitu Luke J. Corbin, seorang peneliti dan penulis dari Australian National University dengan perhatian khusus terhadap sejarah di Asia Tenggara; Ida Bagus Rai Budarsa, pengusaha visioner Arak dan Brem Bali, Dewi Sri.

Selain itu ada Edward Speirs, Editor-in-Chief and Culture Advocate majalah Now Bali yang telah lama mengangkat cerita mengenai kekayaan budaya, komunitas pembawa perubahan dan kehidupan sosial di Bali.

Gubernur Bali terpilih Wayan Koster mengatakan arak bukan hanya sekadar tradisi namun juga menjadi objek untuk pengembangan wisata berbasis pengalaman (experience tourism) dengan potensi ekonomi yang berdampak pada pendapatan barang dan jasa dan pengembangan industri ekonomi kreatif.

Berita Terkait