INIBALI.COM – Menjelang momen peak season libur sekolah (23 Juni – 14 Juli 2025) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali lakukan antisipasi serius.
Tak main-main, lebih dari 1,67 juta penumpang diperkirakan memadati bandara internasional ini, dengan puncak tertinggi mencapai 78.000 penumpang dan 460 penerbangan dalam satu hari pada 6 Juli mendatang.
Wahyudi, PGS. General Manager Bandara Ngurah Rai, menegaskan kesiapan penuh dengan strategi berbasis tiga pilar utama: SDM (People), Proses (Process), dan Fasilitas (Premises) – didukung teknologi canggih Manajemen Operasi Berbasis Trafik (MOT).
“Sistem MOT jadi ‘kamera pengintai’ yang bisa memproyeksikan titik rawan kepadatan hingga beberapa hari sebelumnya, sehingga mitigasi bisa disiapkan lebih dini. Pelayanan pun bergeser dari reaktif jadi prediktif dan proaktif,” katanya, Kamis 26 Juni 2025.
Kunci lain adalah optimalisasi Airport Operation Control Center (AOCC) – posko komando yang menyatukan 15+ instansi seperti Imigrasi, Bea Cukai, AirNav, dan Kesehatan. “Integrasi layanan dan koordinasi jadi lebih gesit, terutama saat kritis,” tambah Wahyudi.
Antisipasi nyata di lapangan yakni:
-Fasilitas Darurat: Pemeriksaan kelayakan sarana-prasarana intensif dilakukan.
-Touch Point Super Ketat: Pengawasan diperkuat di check-in, security check, pengambilan bagasi, hingga boarding.
-Manajemen Arus: Alur penumpang dan kendaraan dipantau ketat untuk hindari penumpukan.
Lonjakan diperkirakan berlanjut hingga Agustus menyambut summer holiday. Tak cuma fokus pada operasional, Bandara Nurah Rai juga siap hiburan.
“Kami akan gelar thematic event dengan aktivitas seru dan suasana ceria untuk ciptakan pengalaman liburan berbeda sejak traveler tiba,” janji Wahyudi.
Dengan kombinasi teknologi prediktif, kolaborasi multi-instansi, dan sentuhan hiburan, Bandara Ngurah Rai bertekad tak hanya lancarkan arus penumpang, tapi juga dongkrak kesan positif pariwisata Bali.***