Festival ini juga menegaskan komitmen keberlanjutan, antara lain dengan kampanye penggunaan tumbler pribadi, pelepasan tukik, penanaman mangrove, hingga daur ulang limbah organik.
Semua kegiatan dikemas inklusif melalui beragam zona publik lintas usia dan minat—mulai dari lomba penjor, panggung DJ 21+, face painting, tarot reading, mini golf, hingga area bermain anak, workshop budaya, dan pertunjukan komunitas.
Camat Kuta Selatan I Ketut Gede Arta menilai kolaborasi lintas pihak menjadi fondasi utama penyelenggaraan festival.
“Ini bukan sekadar hiburan, melainkan ruang untuk merawat identitas lokal melalui sinergi pemerintah, desa adat, komunitas seni, dan pengelola kawasan. Dengan kolaborasi, pelestarian budaya bisa berjalan seiring perkembangan pariwisata,” tegasnya.
Dari sisi seni visual, NDF 2025 menghadirkan mural publik bertajuk Beauty Harmony karya seniman muda Bali, Dwyma Bima, yang menjadi ikon visual festival.
Dikerjakan selama 11 hari dengan lebih dari 450 liter cat, mural ini tercatat sebagai proyek terbesar sang seniman sekaligus helipad pertama di Bali yang dihias secara estetik.
“Karya ini terinspirasi dari perempuan Bali sebagai simbol harmoni dan keseimbangan. Mural bukan sekadar dekorasi, tetapi media komunikasi budaya lintas generasi,” ujar Dwyma.
Menjelang acara, ITDC juga menghadirkan promo 9.9 BIG SALE pada 9–15 September 2025 dengan diskon hingga 25% untuk tiket presale. Harga tiket 1 Day Pass mulai Rp56.250, sementara 2 Day Pass ditawarkan Rp75.000 melalui platform resmi loket.com
NDF 2025 lahir dari proses kurasi kolaboratif yang melibatkan seniman, tokoh adat, pengelola hotel, hingga pelaku kreatif.
“Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada tampilan, tetapi juga pada konteks, keterlibatan komunitas, dan keberlanjutan dampak bagi kawasan The Nusa Dua,” tutup Troy.***