INIBALI.COM – Ribuan penonton tampak antusias dan terpukau saat menyaksikan kolaborasi memukau antara Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta Banjar Kawan Tampaksiring dan Komunitas Seni Sundaram Banjar Kutuh, Sayan Ubud.
Digelar di Open Stage Balai Budaya Gianyar, pertunjukan ini tak hanya memeriahkan HUT Kabupaten Gianyar, tapi juga menjadi pemanasan sebelum keduanya mewakili Gianyar dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB).
Penampilan dibuka dengan Tabuh “Raksata Raksita” oleh Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta. Karya klasik yang diciptakan almarhum I Ketut Dibya Guna pada 1978 ini membawa pesan mendalam: bahwa seni adalah kebenaran yang harus dijaga dan dilestarikan.
Tabuh ini pernah dipentaskan pertama kali pada PKB 48 tahun lalu dan kini kembali dihidupkan dengan semangat yang sama.
Pertunjukan berlanjut dengan Tari Baris Tamiang—salah satu tari baris sakral yang biasa ditampilkan dalam upacara besar di Tampaksiring. Tari ini menggambarkan semangat keprajuritan dan keberanian, sebagaimana tertuang dalam tradisi Babad Bali.
Karya ketiga dari Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta adalah Tabuh Kreasi “Jagra Kasturi”, ciptaan I Ketut Dibya Guna pada 1974 yang dahulu dibawakan dalam misi kesenian ke Osaka, Jepang.
Tabuh ini menampilkan komposisi energik dan berkarakter kuat, menunjukkan identitas musikal Bali yang dinamis dan penuh semangat.
Setelah itu, giliran Komunitas Seni Sundaram tampil memukau lewat Tabuh Lelambatan “Cempaka Puyung”. Terinspirasi dari pohon cempaka unik yang batangnya kosong namun tetap rimbun dan harum, karya ini membawa penonton menyelami makna kehidupan, keheningan, dan koneksi spiritual antara dunia nyata dan alam roh.
Karya berikutnya, Tari Kreasi “Kebyar Dangklung”, terinspirasi dari semangat kesenian rakyat Angklung Kocok yang telah hidup sejak 1930-an di Banjar Kutuh, Sayan. Tarian ini mencerminkan semangat zaman dan kekaguman terhadap daya hidup seni tradisi di tengah modernitas.