“Pohon yang ditanam tidak sekadar penghijauan, tapi juga memiliki nilai upakara, pangan, kesehatan, dan ekologis. Ada 25 jenis pohon yang akan ditanam, di antaranya jepun, cempaka, durian, nangka, kelapa genjah, hingga beringin dan trembesi,” jelas Koster.
Kegiatan bersih-bersih sungai difokuskan pada penanganan sumbatan dan sampah yang menghambat aliran air, sebagai langkah antisipasi terhadap potensi banjir menjelang puncak musim hujan pada November 2025 hingga Februari 2026.
Di luar wilayah Bangli, Gianyar, Badung, dan Denpasar, kegiatan serupa juga akan dilaksanakan di Jembrana, Buleleng, Karangasem, Klungkung, dan Tabanan, dengan fokus pada DAS prioritas yang rawan bencana.
Gubernur Koster menegaskan bahwa Gotong Royong Semesta Berencana akan menjadi kegiatan berkelanjutan, bukan sekadar seremoni.
“Ini adalah gerakan moral dan ekologis bersama untuk memastikan Bali tetap hijau, bersih, dan penuh kehidupan hingga seratus tahun ke depan,” katanya.
Masyarakat juga diajak ikut berpartisipasi dengan mendaftar melalui tautan resmi Google Form Pemprov Bali.
“Silakan masyarakat memilih lokasi sesuai domisili masing-masing. Gotong royong ini milik kita bersama untuk bumi Bali tercinta,” tutup Koster.***
