Inflasi Bali Januari 2025: Terkendali Berkat Penurunan Harga Canang Sari dan Listrik

5 Februari 2025, 14:03 WIB

INIBALI.COM – Bali mencatatkan deflasi pada Januari 2025, didorong oleh penurunan harga sarana upacara canang sari dan tarif listrik.

Deflasi ini terjadi setelah periode perayaan Galungan dan Kuningan, di mana kebutuhan upacara keagamaan menurun.

Penurunan tarif listrik, terutama setelah adanya potongan tarif 50 persen untuk pelanggan dengan daya di bawah 2.200 VA, juga menjadi pendorong deflasi.

Namun, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga beberapa komoditas pangan seperti cabai rawit, cabai merah, kangkung, sawi hijau, dan minyak goreng.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menjelaskan bahwa deflasi di Bali pada Januari 2025 terutama disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.

Sementara itu, harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih mengalami kenaikan atau inflasi.

“Kenaikan harga bahan pangan ini terutama disebabkan oleh musim hujan yang menyebabkan penurunan hasil panen dan menghambat distribusi komoditas,” kata Erwin Soeriadimadja melalui keterangan resmi pada Rabu 5 Februari 2025.

Upaya mitigasi kenaikan harga bahan pangan menjadi krusial, terutama di tengah tantangan dinamika cuaca yang dapat mempengaruhi produktivitas pertanian.

Secara spasial, Singaraja mencatat deflasi bulanan terdalam sebesar -0,53% (mtm) atau inflasi tahunan terendah yaitu 1,61% (yoy). Diikuti oleh Kota Denpasar dengan deflasi -0,27% (mtm) atau inflasi tahunan 2,49% (yoy).

Sebaliknya, Kabupaten Tabanan mengalami inflasi bulanan tertinggi yaitu 0,48% (mtm) atau inflasi tahunan 3,00% (yoy), diikuti oleh Kabupaten Badung dengan inflasi bulanan 0,47% (mtm) atau inflasi tahunan 2,47% (yoy).

Berita Terkait