INIBALI.COM – Bali kembali menjadi panggung diplomasi pariwisata dunia lewat gelaran Inter Islands Tourism Policy Forum (ITOP Forum) ke-26, yang resmi dibuka pada Minggu, 22 Juni 2025 di The Meru, Sanur.
Forum bergengsi ini mempertemukan perwakilan dari 10 pulau besar dunia untuk berbagi gagasan, merumuskan kebijakan, dan menjawab tantangan pariwisata pascapandemi melalui pendekatan yang berkelanjutan.
Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra dalam sambutannya mewakili Gubernur Bali menekankan pentingnya prinsip pariwisata berkelanjutan sebagai fondasi utama pembangunan sektor pariwisata di masa depan.
“Forum ini menekankan pelestarian lingkungan, perlindungan warisan budaya, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Tema tahun ini—‘Bridging Islands Through Wellness Tourism Rooted in Nature and Culture’—selaras dengan prioritas pembangunan Bali,” ujarnya di hadapan para delegasi.
Sebagai bagian dari rangkaian forum, para delegasi ITOP disuguhi pengalaman khas Bali: mulai dari kunjungan ke Museum Puri Lukisan, makan siang di Puri Ubud, hingga menyaksikan pawai budaya dalam pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-47.
Forum juga menggelar aksi tanam mangrove sebagai simbol kepedulian lingkungan, dan ditutup dengan makan malam di atas kapal pesiar di perairan sekitar Pelabuhan Benoa—sebuah cara elegan menutup dialog lintas negara yang berakar pada budaya, alam, dan keharmonisan hidup.
Wakil Gubernur Jeju, Myong Kee Jin menyoroti pentingnya kerja sama antarwilayah kepulauan dalam menghadapi perubahan iklim dan tekanan terhadap ekosistem wisata.
“Kami sedang fokus pada pengembangan green tourism hingga tahun 2035 sebagai respon konkret terhadap perubahan iklim. Forum ini penting untuk memperkuat kerja sama dan bertukar praktik terbaik,” ujarnya.
Provinsi Jeju, yang terkenal dengan penyelam wanita legendaris (haenyeo), juga menyampaikan antusiasmenya menjadi tuan rumah ITOP Forum ke-27 pada tahun 2026.
“Jeju adalah pulau wellness dan healing. Kami siap menyambut dunia,” tambahnya kepada media.
ITOP Forum didirikan pada 23–25 Juli 1997 dengan kepemimpinan awal dari Provinsi Jeju, Korea Selatan. Forum ini kini menjadi rumah bersama bagi pulau-pulau seperti Bali (Indonesia), Jeju (Korsel), Hainan (China), Okinawa (Jepang), Phuket (Thailand), Penang (Malaysia), Hawaii (AS), Zanzibar (Tanzania), Southern Province (Sri Lanka), dan Cebu (Filipina).
Forum ini berfungsi sebagai badan konsultasi kebijakan, di mana kepala daerah saling mengembangkan produk pariwisata, memperkuat ekonomi pulau, dan mendorong riset bersama untuk manajemen pariwisata yang lebih baik.
Salah satu komitmen utama ITOP Forum adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat pulau anggota melalui pembangunan ekonomi yang inklusif, globalisasi berbasis budaya, dan pertukaran antar-pulau.
Tak hanya itu, forum ini juga memfokuskan diri pada penanganan isu-isu strategis, seperti peningkatan suhu global, degradasi lingkungan, dan tantangan iklim yang berdampak pada ekosistem wisata.
“Kami mengundang seluruh peserta untuk tidak hanya menikmati keindahan Bali, tetapi juga turut mendukung produk lokal yang sarat makna. Setiap kerajinan tangan yang dibawa pulang adalah simbol dukungan untuk keberlanjutan ekonomi dan budaya kami,” tutur Dewa Made Indra dalam ajakan hangatnya.
Melalui ITOP Forum 2025, Bali tak hanya menampilkan wajah indahnya, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pusat diplomasi pariwisata berbasis komunitas dan budaya.
Sebagai tuan rumah yang inspiratif, Bali telah menegaskan bahwa pariwisata pulau bisa menjadi solusi global—jika dijalankan dengan kolaborasi, kesadaran ekologis, dan semangat berbagi lintas budaya.***