4. Dumpling (Jiaozi)
Dumpling, atau dalam bahasa Mandarin disebut jiaozi, merupakan salah satu hidangan yang sangat populer dan sarat makna saat perayaan Imlek.
Bentuknya yang unik dan rasanya yang lezat membuat dumpling menjadi hidangan yang dinantikan oleh banyak orang.
Dumpling dapat ditelusuri kembali ke zaman Dinasti Han Timur (25-220 M) yang ketika itu hidangan ini dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kemakmuran. Bentuknya yang menyerupai uang koin kuno dipercaya membawa keberkahan finansial.
Selain keberuntungan dan kemakmuran, dumpling juga bermakna:
Kebersamaan: Membuat dumpling bersama keluarga merupakan tradisi yang kuat. Proses pembuatan dumpling ini dianggap sebagai momen untuk mempererat hubungan keluarga dan menyambut tahun baru dengan penuh kebahagiaan.
5. Ikan (Yu)
Ikan atau Yu memiliki makna yang sangat mendalam dalam budaya Tionghoa, terutama saat perayaan Imlek. Ikan lebih dari sekadar hidangan lezat, ia menjadi simbol dari kelimpahan, keberuntungan, dan surplus.
Bunyi yang beruntung: Dalam bahasa Mandarin, kata “yu” yang berarti ikan memiliki bunyi yang mirip dengan kata “yu” yang berarti surplus atau lebih.
Oleh karena itu, menyajikan ikan saat Imlek dianggap sebagai doa agar rezeki dan keberuntungan selalu berlimpah.
Kehidupan yang Panjang dan Sejahtera: Ikan yang berenang bebas di air melambangkan kehidupan yang panjang dan sejahtera tanpa hambatan.
Kesuburan: Ikan juga dikaitkan dengan kesuburan dan kemampuan untuk menghasilkan keturunan yang banyak.
Demikianlah lima hidangan khas Imlek yang selalu dinanti-nantikan oleh keluarga Tioghoa di Indonesia maupun anak keturunannya hingga kini.***