Sofiya lahir di Moskow, meraih gelar MSc di bidang Konservasi dan Perdagangan Satwa Liar Internasional dari Durrell Institute of Conservation and Ecology, University of Kent (Inggris), dan gelar BA di bidang Arsitektur dari ENSAPLV, Paris.
Latar belakang interdisiplinernya menjembatani ilmu pengetahuan dan seni dalam praktik kekaryaannya.
Ia telah memenangkan pengakuan internasional. Pada tahun 2019, ia dinobatkan sebagai Pemenang dalam kategori “Human Impact” di David Shepherd Wildlife Foundation’s Wildlife Artist of the Year, salah satu kompetisi seni satwa liar paling dihormati di dunia.
Karya Sofiya tentang tentang erosi budaya dan keruntuhan ekologi bertajuk ‘Hypocrisy’ yang disajikan pula dalam pameran ini, pernah dipamerkan di ArtScience Museum Singapura pada 2023.
Pameran seni ini dikelola oleh Aatelier Bali, sebuah platform yang didedikasikan untuk mendukung seniman muda dan baru di Indonesia.
“Aatelier menghubungkan seniman dengan audiens sekaligus memupuk kolaborasi yang melampaui dinding galeri,” kata Alvita Chen.
Seri pameran Ocean dari Aatelier Bali mengeksplorasi hubungan antara kreativitas dan tanggung jawab lingkungan, memperkuat suara-suara yang berbicara tentang isu-isu ekologi.
“Pameran seperti ini memungkinkan kami untuk menciptakan ruang bagi seniman untuk berbicara dengan kuat, sambil mengingatkan kita pada ekosistem yang menopang kita. Kepedulian terhadap lingkungan adalah isu universal yang melampaui batas-batas negara,” ujar Alvita, pendiri Aatelier.
Sebagian hasil penjualan dari pameran ini akan disalurkan untuk mendukung Bali Blue Harmony, sebuah LSM yang berdedikasi pada restorasi terumbu karang di perairan pesisir Bali.***