“Ini cara yang praktis dan terbukti dapat mengelola limbah makanan dengan lebih bertanggung jawab. Kami juga berharap pemerintah dapat mendukung gerakan ini, agar perubahan perilaku bisa terwujud bersama.”
Selain pengelolaan limbah, Amarta juga berinvestasi pada energi bersih. Bekerja sama dengan InniSolar, resor ini telah memasang panel surya berkapasitas 45,8 kWp yang menghasilkan sekitar 60.000 kWh energi setiap tahun dan mengurangi lebih dari 55.000 kilogram emisi CO₂.
Dari total tersebut, 19,4 kWp didukung oleh Sustainable Energy Fund (SEF), sebuah program yang digagas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bersama UNDP.
Kapasitas di Amarta akan diperluas menjadi 72,4 kWp pada akhir 2025 dengan produksi sekitar 100 MWh energi terbarukan setiap tahun. Selain itu, desain smart architectural memaksimalkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara.
Tamu juga dapat menikmati pengalaman tanpa penggunaan plastik sekali pakai dengan fasilitas isi ulang di seluruh resor, kebijakan yang berlaku di seluruh portofolio 77+ properti Nakula.
“Bali menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah, baik plastik maupun organik. Ini tanggung jawab bersama, dan jika kita bergerak bersama, dampaknya akan jauh lebih nyata,” tambah Christian.
Sejalan dengan komitmen people over profit, 90 persen tim Amarta direkrut dari Tabanan, sementara 20 persen kebutuhan pangan segar dipasok dari wilayah sekitar.
Amarta juga aktif mendukung kegiatan budaya, mulai dari latihan tari tradisional untuk remaja, pertunjukan seni bersama Sanggar Seni, hingga penyelenggaraan Amarta Art Festival.
Kata Christian keberlanjutan sosial dan budaya sama pentingnya dengan lingkungan. Jika masyarakat tidak bisa hidup layak, tidak akan ada yang peduli dengan sampah.