INIBALI.COM – Museum ARMA Ubuf memperpanjang pameran seni ‘ROOTS: Seratus Tahun Walter Spies di Bali’ yang semula dijadwalkan berakhir pada 14 Juni 2025 diperpanjang hingga 14 Juli 2025 untuk memberi kesempatan lebih luas kepada publik menikmati karya yang ditampilkan.
Direktur Museum ARMA Agung Yudi mengatakan keputusan memperpanjang pameran dari satu bulan menjadi dua bulan tersebut karena antusiasme pengunjung dan apresiasi publik yang begitu tinggi.
“Pameran yang menyajikan kompleksitas persoalan ini memang sangat menarik karena menyuarakan refleksi kritis atas berbagai isu penting di Pulau Dewata sebagai destinasi pariwisata dunia,” kata Gung Yudi, Sabtu 5 Juli 2025.
Pameran yang digagas KBH.G Basel bersama Michael Schindhelm ini menampilkan film dokumenter fiksi tentang kiprah seniman Eropa Walter Spies di Bali yang dipadukan dengan karya dua seniman kontemporer Bali, Made Bayak dan Gus Dark.
Keduanya tidak hanya menampilkan karya visual, tetapi juga turut terlibat dalam pembuatan film dan menyuarakan pandangan kritis terhadap perkembangan pariwisata di Bali, isu lingkungan, sosial budaya, hingga sejarah kelam kemanusiaan tahun 1965.
Pengunjung masih dapat menyaksikan langsung kolaborasi lintas zaman dan lintas perspektif ini yang sejak awal menyedot perhatian publik penikmat seni, baik dari dalam maupun luar negeri.
Tidak sedikit komentar maupun kesan pengunjung yang memberikan apresiasi sangat tinggi terhadap penyelenggaran pameran ini.
Yudha Bantono, Project Manager Pameran ROOTS mengatakan banyak pengunjung yang datang lebih dari sekali, apalagi warga Bali yang sangat antusias karena merasa pameran ini menyuarakan sesuatu yang dekat dan penting bagi mereka.
Yudha yang kerap mengikuti lawatan seni ke mancanegara ini mengatakan ROOTS bukan sekadar ruang menikmati karya seni, tapi juga wadah membangun kesadaran melalui refleksi sejarah dan realitas hari ini untuk menjaga keluhuran dan keberlanjutan Bali.
Ia lantas menceritakan ulang perbincangannya dengan sejumlah pengunjung dengan berbagai kesan dan komentar positif tentang ROOTS.
“Bahkan, ada pengunjung asal Slovakia yang mengaku sangat terkejut sekaligus kagum. Ia menyebut pameran ROOTS sebagai salah satu pameran paling berani dan menggugah, karena mengangkat memori kolektif yang penting dan mengajak kita semua menjaga masa depan Bali,” ujarnya.
Agung Rai, Founder ARMA dan Chairman Walter Spies Society Bali juga menggarisbawahi bahwa pameran ROOTS membawa pesan dan kesan mendalam.
“Pameran ini bukan hanya tentang Walter Spies sebagai tokoh sejarah seni dan pariwisata, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya menjaga Bali dari gelombang besar investasi pariwisata yang kerap membawa dampak negatif terhadap budaya, sosial, dan lingkungan,” tegas Agung Rai.***