Pertumbuhan Kredit dan Pasar Modal Bali Cerminkan Optimisme Ekonomi 2025

Senin, 19 Mei 2025, 15:24 WIB

Penyelesaian kredit restrukturisasi dan ekspansi kredit berdampak positif bagi penurunan rasio Loan at Risk (LaR) menjadi 11,62 persen dibandingkan tahun sebelumnya posisi Maret 2024 sebesar 17,73 persen (yoy).

“OJK akan terus mendukung perbankan melalui langkah kebijakan yang diperlukan sehingga perbankan terus bertumbuh berkelanjutan namun tetap prudent dalam aspek manajemen risiko,” tutur Kristrianti.

Penghimpunan DPK mencapai Rp192,72 triliun dan melanjutkan catatan double digit growth yaitu 10,47 persen yoy, berada di atas pertumbuhan DPK Nasional yang sebesar 4,76 persen yoy. Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK posisi Maret 2025 ditopang oleh kenaikan nominal tabungan sebesar Rp11,97 triliun.

Fungsi intermediasi masih menunjukkan tingkat yang positif tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) posisi Maret 2025 sebesar 59,06 persen. Adapun kecukupan modal BPR (Cash Ratio/CR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga di atas threshold, berturut-turut sebesar 14,40 persen dan 35,27 persen.

Tingginya permodalan perbankan diyakini mampu menyerap potensi risiko yang dihadapi dan OJK akan terus mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas.

Dia menyebut jumlah investor Pasar Modal wilayah Bali masih tetap menunjukkan pertumbuhan tinggi yaitu mencapai double digit dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya.

Pada Maret 2025, jumlah investor saham di Bali sebanyak 151.096 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 22,68 persen yoy.

Demikian juga dengan jumlah investor Reksa Dana dan SBN yang masing-masing tumbuh sebesar 21,80 persen yoy dan 18,11 persen yoy.

Nilai kepemilikan saham di Bali mencapai Rp5,36 triliun atau tumbuh 12,59 persen yoy, sementara nilai transaksi saham sebesar Rp2,25 triliun atau tumbuh 16,83 persen yoy.

Berita Terkait