Bayi tabung merupakan proses pembuahan di luar tubuh dengan mengambil sel telur sperma yang disatukan melalui teknologi terkini di laboratorium WIN.
Setelah terjadi pembuahan akan dibiakkan 3-6 hari, tergantung berapa banyak embrio yang didapat, kemudian embrio super yang paling bagus ditanam dalam rahim ibu melalui proses kateterisasi.
“Kita juga ada fasilitas simpan beku embrio, jika ibu ingin anak kedua atau ketiga tinggal memakainya, ini jauh lebih gampang dan efisien. Begitu juga simpan beku sperma yang memudahkan program untuk anak berikutnya,” kata Jaqueline.
Biasanya ini diakukan jika ada pasien yang kena kanker, kemo trapi setelah itu tingkat fertilitas menurun, atau mungkin saat hari H diperlukan pembuahan suami sedang tugas ke luar daerah.
Beberapa artis bahkan menyimpan sel telur karena belum menemukan jodoh, jika setelah ketemu jodoh setelah usia 40 tahun misalnya, tabungan sel telur yang disimpan masih bagus.
“Usia perempuan sangat memengaruhi kualitas dan kuantitas sel telur, yang ideal sampai usia 30 tahun, setelah itu menurun terus hingga masa menopause,” kata Jaqueline.
WIN juga melayani pemeriksaan cacat kromosom atau cacat, juga terhadap penyakit penyerta seperti endometriosis yang memengaruhi kesuburan perempuan.
Kata dia pada usia ibu hingga 35 tahun tingkat keberhasikan bayi tabung ini berkisar 40-50 persen.
Jaqueline mengatakan kendala bayi tabung terbentur kepada biaya karena tidak ada asuransi yang bersedia menanggung. Biaya tabung saat ini sekitar Rp60 jutaan.