INIBALI.COM – Getar kreativitas global akan mengguncang Bali September mendatang. Art & Bali 2025, sebuah art fair internasional, digelar pada 12-14 September di Nuanu Creative City.
Acara ini menghadirkan ‘Terra Nexus’, pameran seni media baru revolusioner yang bukan sekadar pameran, melainkan medan pertemuan—dan konfrontasi—antara masa lalu dan masa depan.
Kurator Mona Liem menghadirkan 23 seniman dari Indonesia dan dunia (Polandia, Prancis, Jepang, Qatar, Korea Selatan, dll) untuk benturkan batas.
Bayangkan: seni media tradisional beradu dengan kode digital, kearifan leluhur berbincang dengan kecerdasan buatan, ritual purba bertransformasi lewat pemrosesan visual real-time.
Hasilnya? Instalasi imersif, lanskap augmentasi, dan antarmuka spekulatif yang mengeksplorasi planet kita sebagai sistem yang terus diprogram dan dibangun ulang. Di sini, Minecraft membangun kuil, algoritma bernafas, dan mitos tradisional menemukan bentuk baru lewat mesin.
“Bayangkan ruang hidup di mana sains dan teknologi menjadi kekuatan kreatif yang menyegarkan koneksi kita dengan alam dan budaya,” papar Liem, dikutip dari rilis, Selasa 17 Juni 2025.
Kata dia ‘Terra Nexus’ merupakan perhelatan ekspresi holistik, panggung di mana teknologi dan ilmu memfasilitasi kebaruan yang berakar pada kearifan lokal.
Yang istimewa, seniman-seniman legendaris Indonesia untuk pertama kalinya menceburkan diri di ranah seni media baru. Nasirun (pengintegrasi seni tradisional dan sosial-politik), Ubrux (maestro lukis koran), dan Yessiow (pionir mural Bali) akan memamerkan karya inovatif.
Mereka bakal berdialog dengan generasi muda berbakat seperti Alodia Yap, Popomangun, Widi Pangestu, serta karya distopis Dhanny Sanjaya, dunia Minecraft MIVUBI, organisme kinetik Muhammad Aji Prasetyo, dan pertunjukan cahaya Notanlab.
