Lev Kroll, CEO Nuanu Creative City menegaskan seni di kota kreatif tepi Pantai Nyanyi Tabanan itu bukan pemanis atau ornamen.
“Di Nuanu, seni adalah cara bertumbuh, rencana tata kota, infrastruktur spiritual. Art & Bali bukan sekadar kunjungan ke art fair, tapi memasuki kawasan di mana seni harus berani bersuara,” jar Lev.
Pemilihan Nuanu di pesisir barat daya Bali—kawasan regeneratif berbasis pelestarian budaya—pun bukan kebetulan. “Bali tidak punya formula kaku untuk art fair,” ujar Kelsang Dolma, Fair Director Art & Bali.
Kata dia Terra Nexus juga cara mempertanyakan: bagaimana jika seni tumbuh dari ritual, lanskap, dan ingatan kolektif, bukan sekadar teori atau pasar? Di sini, alam bukan sekadar tema, mereka adalah leluhur kita.

Pameran juga menampilkan karya seniman internasional dan nasional ternama lainnya seperti Awang Behartawan, Dadi Setiadi, Dr. Justyna Gorowska, Ivan Sagito, para pemenang J+Art Award, Jana Schafroth, Nus Salomo, Roger Ng Wei Lun, Satya Cipta, Utami A. Ishii, Valerio Vincenzo, Wisnu Ajitama, dan masih banyak lagi yang akan diumumkan mendekati acara. Info peserta galeri dan program lengkap Art & Bali 2025 akan dirilis Juli 2025.***