Bali Interfood 2025: Magnet Baru Pariwisata dan Bisnis Kuliner Internasional

Berbagai program inspiratif juga akan digelar di Bali Interfood 2025, mulai dari business matching, cooking demo, kompetisi menghias keranjang Natal dan Tahun Baru, talkshow sustainability practices, hingga demo dari asosiasi industri.

Senin, 25 Agustus 2025, 19:23 WIB

INIBALI.COM – Bali kembali menjadi sorotan dengan hadirnya Bali Interfood 2025, pameran industri makanan dan minuman berskala internasional yang digelar untuk keenam kalinya pada 10–12 September 2025 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).

Ajang bergengsi yang memamerkan seluruh aktivitas dan industri terkait makanan dan minuman ini menargetkan 15 ribu pengunjung selama tiga hari penyelenggaraan.

CEO Krista Exhibitions Daud D. Salim mengatakan tahun ini Bali Interfood menghadirkan lebih dari 110 peserta dari 17 negara, termasuk 40 UMKM Indonesia dengan ragam inovasi produk terbaru.

Peserta antara lain datang dari luar negeri seperti Belgia, China, Jerman, Hong Kong, Italia, Malaysia, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Spanyol, Swiss, Inggris, Amerika Serikat, dan Vietnam.

“Bali Interfood 2025 akan menampilkan produk makanan-minuman, bahan kue, peralatan horeca & baking, teknologi pangan, hingga layanan pengemasan modern,” kata Daud dalam konferensi pers, Senin 25 Agustus 2025.

Pameran ini juga berlangsung bersamaan dengan Bali Hotel & Tourism, Bali Coffee Expo, Bali Wine & Spirit, dan Bakery Indonesia Expo 2025, menjadikannya sebagai ajang yang lengkap untuk para pelaku industri.

Menurut Daud, Bali Interfood tidak hanya sekadar pameran dagang, tetapi juga etalase kuliner Nusantara yang mendukung pariwisata dan membuka peluang bisnis baru.

“Ajang ini mempertemukan pelaku industri, buyer, distributor, hingga investor untuk menjajaki kerjasama dan menemukan inovasi terbaru,” ujarnya.

Berbagai program inspiratif juga akan digelar, mulai dari business matching, cooking demo, kompetisi menghias keranjang Natal dan Tahun Baru, talkshow sustainability practices, hingga demo dari asosiasi industri.

Kehadiran program ini diharapkan memperluas jaringan usaha sekaligus memperkuat daya tarik pameran.

Pameran yang mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata RI, Kementerian Perdagangan RI, Pemerintah Provinsi Bali, serta berbagai asosiasi industri makanan, minuman, dan pariwisata ini menjadi bagian dari rangkaian pameran Krista Exhibitions.

Setelah Surabaya lewat East Food Indonesia, puncaknya akan digelar di Jakarta pada 12–15 November 2025 dengan SIAL Interfood yang menghadirkan lebih dari 1.200 peserta dari 25 negara.

Ketua Bali Tourism Board/GIPI Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana (Gus Agung), menilai sektor kuliner kini menjadi magnet baru pariwisata Bali.

“Setiap hari ada restoran baru yang buka di berbagai lokasi. Ini bukti bahwa Bali punya potensi besar untuk membangun bisnis kuliner,” katanya.

Ia menyebutkan, saat ini terdapat 245.000 usaha kuliner di Bali dengan pendapatan Rp6 triliun, lebih besar dari Jakarta yang memiliki 310.000 restoran dengan pendapatan Rp5,7 triliun.

“Jumlah usaha kuliner di Bali lebih kecil dibanding Jakarta, tetapi pendapatannya lebih besar. Ini menunjukkan spending wisatawan di Bali sangat tinggi, potensial bagi investasi kuliner,” tegasnya.

Menurutnya, Bali Interfood adalah momentum penting untuk membangun jaringan kuliner yang lebih luas, berbagi pengalaman, dan membawa kuliner Indonesia naik kelas.

“Harapannya, ke depan Bali bukan hanya destinasi wisata internasional, tetapi juga pusat bisnis kuliner masa depan,” ujarnya.

Senada hal tersebut, Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Tjok Ace) menilai Bali Interfood sangat penting untuk mendukung UMKM lokal.

Bahkan, ia mengusulkan agar ajang ini bisa digelar setiap tahun, bukan dua tahun sekali. “Pameran ini bukan hanya mendorong pelaku usaha, tetapi juga meningkatkan okupansi hotel di Nusa Dua dan sekitarnya serta menggairahkan perekonomian Bali,” tandasnya.***

Berita Terkait