Eka Mahardika dari Pokja Tim Penanggulangan Perusakan Ekosistem Sungai, Danau, dan Laut Pemprov Bali menegaskan pemerintah provinsi memberikan dukungan dana dan endorsement untuk memperkuat sinergi dengan pihak swasta.
“Melalui festival ini, kami ingin memetakan proyeksi ekosistem laut Bondalem, karena target utama kami adalah konservasi dan pemulihan terumbu karang,” ujarnya.
Selain kegiatan konservasi, Festival Bahari ‘Jaladhi Vistara’ juga menghadirkan foto kontes bawah laut pada 26–27 Oktober 2025 yang menargetkan 50 fotografer dari dalam dan luar negeri.
Festival ini juga diisi dengan program literasi maritim yang mengupas sejarah Bondalem sebagai pusat pemerintahan maritim pada abad pertengahan, ditandai dengan ditemukannya hamparan keramik dari pesisir Ponjok Batu hingga Pantai Sanur.
Dalam acara konferensi pers pengamat budaya Benito Lopulalan memperkenalkan logo resmi bertajuk “Sea Tree of Life” — simbol laut sebagai pohon kehidupan.
Logo ini menampilkan siluet putih berbentuk pohon karang dengan cabang menjulang dan akar kuat di dasar laut, berlatar belakang lingkaran biru yang merepresentasikan samudra dan Bumi.
Desain tersebut mengandung pesan mendalam laut adalah sumber dan penopang kehidupan di planet ini — penghasil oksigen, sumber pangan, dan bagian dari identitas budaya manusia.
Melalui Festival Bahari “Jaladhi Vistara”, Bondalem tak hanya ingin merayakan kekayaan laut, tetapi juga menunjukkan bahwa konservasi bisa berjalan seiring dengan pengembangan ekonomi biru dan pariwisata berkelanjutan.
Dengan dukungan masyarakat, pemerintah, dan pihak swasta, Bondalem kini meneguhkan diri sebagai laboratorium hidup bagi ekonomi bahari berkelanjutan di Bali Utara.***