Industri Jasa Keuangan Bali Stabil, Kredit UMKM dan Investasi Tumbuh Positif

22 Januari 2025, 15:57 WIB

INIBALI.COM — Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali Kristianti Puji Rahayu mengatakan stabilitas industri jasa keuangan (IJK) di Bali hingga November 2024 tetap terjaga, didukung permodalan yang kuat, likuiditas memadai, dan profil risiko yang terkendali.

Data perbankan di Bali menunjukkan perkembangan positif dalam penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Kredit perbankan mencapai Rp111,77 triliun, tumbuh 6,87 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan November 2023 yang tumbuh 6,14 persen.

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan kredit investasi yang naik 18,79 persen yoy atau sebesar Rp5,54 triliun, mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap pemulihan ekonomi Bali.

“Sebanyak 52,93 persen dari total kredit disalurkan kepada UMKM, dengan pertumbuhan 7,44 persen yoy. Ini menunjukkan dukungan kuat perbankan terhadap sektor usaha kecil dan menengah,” kata Kristianti Puji Rahayu melalui siaran pers pada Rabu 22 Januari 2025.

Kata dia berdasarkan sektor, kredit didominasi oleh kategori konsumtif (34,09 persen) dan sektor perdagangan besar serta eceran (28,93 persen).

Kredit pada sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum mencatat kenaikan signifikan sebesar Rp1,43 triliun, tumbuh 12,58 persen yoy.

Di sisi lain, penghimpunan DPK mencapai Rp189,98 triliun dengan pertumbuhan tahunan 13,30 persen, meskipun lebih rendah dibandingkan November 2023 yang mencapai 20,07 persen. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh peningkatan nominal tabungan sebesar Rp12,1 triliun.

Fungsi intermediasi perbankan tercermin dalam loan to deposit ratio (LDR) yang berada di level 58,83 persen. Likuiditas bank perekonomian rakyat (BPR) juga menunjukkan performa solid dengan cash ratio (CR) sebesar 14,83 persen dan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 35,41 persen, jauh di atas ambang batas minimum.

Berita Terkait