Inflasi Bali Januari 2025: Terkendali Berkat Penurunan Harga Canang Sari dan Listrik

Rabu, 5 Februari 2025, 14:03 WIB

Ke depan, terdapat beberapa risiko yang perlu diwaspadai yakni gangguan cuaca dapat menyebabkan penyakit pada ternak dan tanaman, yang pada akhirnya akan mengganggu produksi dan pasokan pangan.

Selain itu, cuaca buruk juga dapat menghambat distribusi pangan dari produsen ke konsumen.

Kenaikan harga bensin nonsubsidi juga menjadi perhatian karena berpotensi mendorong kenaikan tarif angkutan darat, yang pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan harga barang-barang lainnya.

Terakhir, harga minyak goreng dan emas perhiasan juga berpotensi mengalami peningkatan. Hal ini seiring dengan tren kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) dan emas global.

Untuk mengantisipasi tantangan tersebut, Bank Indonesia mengajak semua pihak terkait untuk bekerja sama menjaga harga kebutuhan pokok tetap stabil.

Beberapa upaya yang perlu dilakukan antara lain:
-Melindungi lahan pertanian agar tidak dialihfungsikan.
-Membantu petani mendapatkan kebutuhan produksi.
-Memberikan pendampingan dan pinjaman modal melalui kerja sama antara pemerintah daerah, bank, dan lembaga penjamin kredit.
-Meningkatkan efisiensi rantai pasok dengan melibatkan BUMDes, Perumda pangan, dan koperasi dalam ekosistem ketahanan pangan.
-Melakukan kerja sama hulu-hilir antara petani, penggilingan, Perumda pangan, dan horeka.
-Memperkuat regulasi penggunaan produk lokal oleh horeka.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali terus memperkuat sinergi dan inovasi melalui strategi 4K pengendalian inflasi.

Perlu antisipasi untuk menjaga stabilitas harga canang sari yang permintaan pasar diperkirakan naik pada saat perayaan Saraswati, Banyu Pinaruh, Pagerwesi, dan Tumpak Landep di Februari 2025.***

 

.

Berita Terkait