Kata dia hal itu sejalan dengan strategi revitalisasi SMK yang mencakup pengembangan SDM, kurikulum berbasis industri, link and match, hingga teaching factory.
Ia menyoroti pula pentingnya penggunaan media video dan portofolio digital dalam membangun keterampilan siswa, serta penguatan peran SMK sebagai motor penggerak ekonomi lokal berbasis kearifan lokal.
“SMK Fest menjadi ajang kompetisi siswa melalui berbagai lomba, seperti lomba seni, olimpiade siswa nasional, hingga lomba kompetensi siswa, yang diharapkan dapat mengasah talenta dan kemampuan mereka,” kata Boy.
Rektor Universitas Stekom Semarang, Joseph Teguh Santoso selaku penggagas sekaligus pendukung acara, turut menyoroti pentingnya keterlibatan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) dalam festival ini, mengingat inklusi dalam pendidikan vokasi dan akses ke dunia kerja masih menjadi tantangan besar.
Ia berharap para pengusaha di Bali mulai membuka hati dan memberikan kesempatan kerja bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Secara keseluruhan, SMK Festival 2025 bukan sekadar ajang perlombaan, melainkan ruang pengembangan karakter, keterampilan, dan jiwa kewirausahaan, yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat pendidikan vokasi serta membuka jalan bagi generasi muda Bali menuju dunia kerja yang kompeten dan inklusif.***