ROOTS: ‘Hidupkan’ Kembali Walter Spies, Michael Schindhelm Sajikan Pameran dan Film Dokumenter

Sabtu, 19 April 2025, 18:57 WIB

Sorotan utama ROOTS mencakup karya seniman kontemporer Bali seperti perupa Made Bayak dan seniman grafis Gus Dark, yang menghadirkan perspektif tentang perjuangan masyarakat Bali dalam menjaga identitas budayanya di tengah tantangan globalisasi.

Lewat instalasi, film, dan karya visual lainnya, mereka menelusuri momen-momen penting dalam sejarah Bali, termasuk tragedi 1965.

Penulis, filmaker, dan kurator Michael Schindhelm beserta informasi pameran seni rupa RPPTS di ARMA Museum.

Film dokumenter fiksi ROOTS karya Michael Schindhelm akan diputar selama pameran berlangsung di ARMA Museum.

Film ini menggambarkan sosok Walter Spies sebagai ‘roh’ yang menghantui lanskap modern Bali, bertualang melintasi pulau dan berdialog dengan seniman serta tokoh-tokoh budaya untuk mengeksplorasi dampak peradaban Barat terhadap Bali, 99 tahun sejak kunjungan pertamanya.

ROOTS tidak sekadar menghadirkan karya seni, tetapi juga membangkitkan semangat Walter Spies lewat keterlibatan sejumlah seniman Bali seperti penari Dewa Ayu Eka Putri, musisi Putu Tangkas Adi Hiranmayena, koreografer Wayan Dibia, hingga pendiri dan pemilik Museum ARMA, Agung Rai.

Pameran ini menjadi ruang kolaborasi lintas generasi dan lintas budaya yang merangkai kembali warisan Spies ke dalam narasi Bali masa kini.

Walter Spies memulai perjalanannya dari Eropa menuju kawasan tropis pada 1923 untuk mencari dunia baru dan sumber inspirasi artistik.

Meskipun pernah menggelar pameran di Berlin dan Dresden serta menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh besar seperti Oskar Kokoschka, Otto Dix, Friedrich Murnau, Margaret Mead, dan Charlie Chaplin, namanya justru lebih dihormati di Bali daripada di tanah kelahirannya.

Di Bali, ia dianggap sebagai pelopor modernisme dan mengalami transformasi artistik mendalam di bawah pengaruh seni serta spiritualitas lokal.

Berita Terkait