Menurut Ika, jeruk siam Kintamani (Citrus nobilis L.) merupakan jeruk yang paling dominan dan sudah berhasil dibudidayakan di Bali. Kulit jeruk siam Kintamani dapat digunakan sebagai sumber antioksidan alami.
“Antioksidan ini merupakan substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas,” tuturnya.
Penelitian yang dilakukan Ika pada 2019 tersebut untuk mengetahui perbandingan aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol 70% kulit jeruk siam Kintamani melalui optimasi metode ekstraksi yaitu sokletasi dan digesti kemudian melakukan optimasi formula lotion dengan 3 perbandingan konsentrasi ekstrak (2,5%, 5%, 7,5%).
Kata dia, tahapan selanjutnya yakni membandingkan sifat fisik dan kimia sediaan lotion dan aktivitas antioksidan yang dimiliki.
Berdasarkan pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70% kulit jeruk siam Kintamani menunjukkan ekstrak dari hasil ekstraksi digesti memiliki aktivitas antioksidan dengan kategori kuat.
Kemudian pengujian sediaan yang dilakukan yaitu uji organoleptik, daya lekat, daya sebar, pH, dan viskositas sediaan lotion menunjukkan seluruh formula memenuhi setiap persyaratan sediaan.
Sedangkan untuk pengujian aktivitas antioksidan didapatkan hasil bahwa sediaan lotion formula 3 memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dengan IC50 sebesar 138,52 yaitu kategori sedang.
“Sediaan lotion formula 3 merupakan formula paling optimal setelah ekstrak diformulasikan dalam bentuk sediaan,” kata Ika.
Hibah barang dan alat teknologi yang diserahkan di antaranya timbangan digital, pH-meter, gelas, serta sejumlah bahan seperti akuades, dan bahan-bahan untuk lotion termasuk ekstrak kulit jeruk.