2. DBD Tidak Parah Jika Tidak Ada Pendarahan
Mitos ini sangat berbahaya. Faktanya, fase kritis DBD justru terjadi saat suhu tubuh menurun dan tubuh terasa dingin.
Pada fase ini, pembuluh darah mengalami kebocoran, yang dapat menyebabkan penurunan trombosit, perdarahan internal, kerusakan organ, hingga sindrom syok dengue yang mengancam nyawa.
3. DBD Hanya Menyerang Anak-Anak
Meskipun anak-anak lebih rentan terinfeksi DBD, orang dewasa juga berisiko. Bahkan, beberapa kasus menunjukkan bahwa orang dewasa bisa mengalami gejala DBD yang lebih berat. Jadi, jangan abaikan gejala DBD hanya karena Anda merasa sudah dewasa.
4. DBD Harus Diobati dengan Antibiotik
Ini adalah kesalahpahaman yang umum. DBD disebabkan oleh virus, sehingga antibiotik tidak efektif untuk mengobatinya.
Kunci penyembuhan DBD adalah melalui asupan cairan yang cukup (oral atau intravena) dan obat penurun demam seperti parasetamol. Konsumsi obat yang tidak tepat justru dapat memperburuk kondisi.
5. DBD Hanya Terjadi di Musim Hujan
Meskipun kasus DBD meningkat saat musim hujan, nyamuk Aedes aegypti tetap aktif di musim kemarau.
Kementerian Kesehatan bahkan memperingatkan bahwa frekuensi gigitan nyamuk bisa meningkat saat suhu tinggi. Oleh karena itu, kewaspadaan harus tetap tinggi sepanjang tahun.
Pencegahan DBD dimulai dari menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan strategi 3M Plus:
-Menguras tempat penampungan air secara rutin.
-Menutup rapat tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
-Mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air.
-Plus, tindakan tambahan seperti menanam tanaman pengusir nyamuk, menggunakan kelambu, dan mengoleskan losion anti nyamuk.
Selain itu, lindungi diri dengan:
-Menggunakan pakaian tertutup saat berada di luar rumah.
-Memasang kawat kasa di ventilasi rumah.
-Meningkatkan daya tahan tubuh melalui olahraga, konsumsi makanan bergizi, dan tidur yang cukup.
-Vaksinasi dengue untuk anak-anak berusia 9-16 tahun.
Dr. Argie menuturkan Allianz Life Indonesia mengajak semua orang untuk lebih proaktif dalam mencegah DBD.
“Selain menjaga kebersihan lingkungan, memahami gejala dan tindakan medis yang tepat sangat penting untuk menghindari komplikasi yang fatal,” tuturnya.
Jangan biarkan mitos dan ketidaktahuan menghalangi langkah Anda melawan DBD. Waspadai gejala, lakukan pencegahan, dan segera konsultasikan ke dokter jika diperlukan.***