INIBALI.COM – Pada 77 tahun silam, tepatnya Jumat, 30 Januari 1948, India –juga dunia– berduka kehilangan seorang pemimpin kharismatik, Mahatma Gandhi.
Gandhi, tokoh perdamaian dan pemimpin gerakan kemerdekaan India, tewas ditembak oleh seorang ekstremis Hindu di New Delhi.
Kematiannya mengejutkan dunia dan kemudian Gandhi dikenang sebagai tokoh besar yang meninggalkan warisan tentang perjuangan tanpa kekerasan (ahimsa) yang terus menginspirasi banyak bangsa, termasuk Indonesia.
Gandhi juga memiliki ajaran dan prinsip mendunia di antaranya satyagraha (kekuatan kebenaran) yakni perlawanan melalui kebenaran dan keadilan.
Selain itu, swadeshi (kemandirian ekonomi) yang mendorong rakyat India untuk mandiri secara ekonomi dengan memproduksi dan menggunakan barang-barang buatan lokal serta menolak ketergantungan pada produk impor.
Dikutip dari india.com, Gandhi yang dikenal sebagai Bapak Bangsa India, dibunuh saat menuju tempat ibadah untuk berdoa.
Pelakunya adalah Nathuram Godse. Ia menembak Gandhi dalam jarak dekat. Nathuram Godse adalah seorang nasionalis Hindu yang tidak setuju dengan kebijakan Gandhi yang mendukung persatuan antara umat Hindu dan Muslim.
Pembunuhan ini menjadi pukulan besar bagi India yang baru saja merdeka dari penjajahan Inggris pada 1947.
Gandhi dikenal dengan filosofi ahimsa-nya, yaitu perlawanan tanpa kekerasan yang tidak hanya berhasil memimpin India menuju kemerdekaan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak gerakan kemerdekaan dan hak-hak sipil di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.