Sementara itu, Wahyudi, Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan BPBD Jember, memaparkan tentang pemetaan daerah rawan bencana di Kabupaten Jember. Ia juga menjelaskan berbagai upaya pengurangan risiko bencana yang dapat dilakukan.
KH Moch Haridi Cholis, Pengasuh Yayasan Islam Bustanul Ulum Pakusari, menyambut antusias program SPAB ini.
“Faktor kesehatan dan keselamatan adalah amanah yang harus kami pikul. Kami sangat mendukung kegiatan ini, apalagi daerah kami sering dilanda banjir dan puting beliung,” ujarnya.
Haridi juga menceritakan pengalaman saat banjir besar melanda daerahnya pada tahun 2021. “Air saat itu mencapai dada, sehingga kami harus mengevakuasi santri-santri kami,” kenangnya.
Koordinator SRPB Jatim Rachmad Subekti Kimiawan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada BPBD Jawa Timur atas dukungannya dalam menyelenggarakan SPAB.
“Kami berharap sekolah-sekolah yang terlibat dapat mendapatkan pelatihan yang komprehensif untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana,” ujarnya.
Pelatihan SPAB diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari guru, siswa, komite sekolah, petugas keamanan, staf sekolah, dan perwakilan BPBD Jember.
Dengan adanya program ini, diharapkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat, khususnya di lingkungan sekolah, terhadap bencana dapat meningkat signifikan.
Program SPAB ini merupakan langkah awal dalam membangun budaya sadar bencana di Jawa Timur. Dengan kolaborasi antara SRPB Jatim, BPBD Jatim, dan sekolah-sekolah, diharapkan risiko bencana dapat diminimalisir, dan keselamatan warga sekolah dapat lebih terjamin.(ard)