Suara Masyarakat Adat : Tuan Tigabelas dan King of Borneo Gaungkan Lagu ‘Suar’

10 Februari 2025, 14:44 WIB

INIBALI.COM – Perjuangan Masyarakat Adat dalam mempertahankan tanah dan hutan leluhur kini disuarakan melalui musik.

Rapper Tuan Tigabelas dan grup King of Borneo berkolaborasi dalam lagu terbaru mereka, “Suar”, sebuah nyanyian perlawanan yang menggugah kesadaran publik terhadap hak ulayat dan ancaman perampasan ruang hidup Masyarakat Adat.

Lagu ini mengangkat realitas pahit yang dihadapi komunitas adat di seluruh Nusantara, termasuk ancaman dari industri ekstraktif, deforestasi, dan kebijakan yang mengabaikan hak-hak mereka.

Dengan lirik yang kuat dan ritme yang membangkitkan semangat, “Suar” menjadi simbol perlawanan sekaligus harapan bagi mereka yang berjuang mempertahankan tanah leluhur.

Tuan Tigabelas, rapper yang dikenal dengan lagu “Last Roar” menegaskan “Suar” adalah bentuk solidaritas terhadap Masyarakat Adat.

“Lagu ini bukan sekadar hiburan, tetapi sebuah seruan bagi kita semua untuk sadar bahwa hak Masyarakat Adat sedang terancam. Kita harus berdiri bersama mereka, menjaga hutan, menjaga kehidupan,” ujar Tuan Tigabelas.

Sementara itu, King of Borneo, band asal Kapuas Hulu, Kalimantan Barat menekankan lagu ini merepresentasikan suara yang selama ini terpinggirkan.

“Masyarakat Adat adalah garda terdepan dalam menjaga ekosistem. Tanpa mereka, keseimbangan alam akan terganggu. Lagu ini adalah penghormatan sekaligus dukungan agar perjuangan mereka tetap berlanjut,” kata perwakilan King of Borneo.

Herkulanus Sutomo, Ketua Pelaksana Harian Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kapuas Hulu turut menegaskan bahwa tanah, hutan, dan sungai bukan sekadar sumber daya, melainkan bagian dari identitas dan keberlangsungan budaya mereka.

“Hutan bagi kami adalah rumah dan warisan leluhur. Kehilangan hutan berarti kehilangan segalanya—tradisi, kehidupan, dan masa depan anak cucu kami,” ujar Herkulanus.

Berita Terkait