INIBALI.COM – Pembangunan jaringan listrik SUTET 500kV Gilimanuk-Antosari merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai dengan RUPTL Tahun 2025-2034.
Proyek ini bertujuan untuk menjaga keandalan dan perkuatan sistem kelistrikan di Provinsi Bali dalam mengantisipasi pertumbuhan kelistrikan yang cukup tinggi.
Hal tersebut mengemuka dalam rapat Gubernur Bali Wayan Koster bersama jajaran PLN UIP JBTB yang membahas Pembangunan jaringan listrik Sutet 500 kV Gilimanuk-Antosari di Kabupaten Jembrana dan Tabanan di Ruang Rapat Kertha Sabha, Jaya Sabha Denpasar, Rabu 23 Juli 2025.
“Pembangunan Sutet 500kV Gilimanuk-Antosari merupakan langkah PT PLN dalam mengantisipasi pertumbuhan beban listrik untuk wilayah Bali,” kata Executive Vice President Kontruksi Jawa, Madura, Bali, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero) Ratnasari Sjamsudin.
Menurut Ratnasari konsumsi listrik di Bali terjadi di Februari 2025 dengan beban puncak mencapai 1.189 MW sedangkan daya mampu pembangkit, Daya Mampu Netto (DMN) 1.519 MW dan Daya Mampu Pembangkit (DMP) 1.388 MW sehingga cadangan energi hanya sebesar 199 MW
Sementara itu, estimasi pertumbuhan kelistrikan di Provinsi Bali mencapai 6% atau bertambah sekitar 60MW per tahun. Dengan pasokan bauran energi Bali terdiri dari batubara 38,8%, LNG 16,8%,MFO 2%, HSD 12,5% dan SKLT Jawa-Bali 29,9%.
Terkait keterbatasan cadangan energi di Provinsi Bali, PT PLN (Persero) telah menetapkan langkah mitigasi antara lain untuk mitigasi jangka pendek dengan pengoperasian EBT PLTP Ijen (34 MW).
Selain itu penyelesaian pembangkit EBT/PLTS 50 MWp, PLTD 220 MW serta PLTGU 200 MW, Mitigasi jangka menengah dengan menyelesaikan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 450 MW dan mitigasi jangka Panjang dengan penyelesaian Jawa Bali 500 kV Project.
Gubernur Bali Wayan Koster mengapresiasi rencana PT PLN (Persero) dalam memperkuat sistem kelistrikan di Provinsi Bali tersebut.
Ia menjelaskan sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia bahkan Dunia, Bali memerlukan kepastian ketersediaan energi khususnya listrik.
“Jadi kita butuh kepastian listrik secara berkelanjutan. Jangan sampai terjadi blackout seperti kemarin lagi,” ungkapnya.
Ia menginginkan upaya PLN untuk memperkuat sistem kelistrikan di Bali sejalan dengan program Bali Mandiri Energi yang ramah lingkungan. Dengan mengembangkan energi yang ramah lingkungan, menurutnya kepariwisataan Bali menjadi naik kelas.***