Prof. Subandi: Merajut Psikologi dan Antropologi untuk Kesehatan Mental Berbasis Budaya

Senin, 13 Januari 2025, 08:50 WIB

Salah satunya adalah model rujukan balik di rumah sakit jiwa, yang memastikan pasien mendapatkan terapi lanjutan di puskesmas setelah keluar dari rumah sakit.

Inovasi lainnya adalah program Gelimas Jiwa di Puskesmas Kasihan II Bantul, yang melibatkan pelatihan kader kesehatan mental masyarakat untuk mendampingi pasien.

Program ini mendapat penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).

Tak hanya itu, bersama Dinas Kesehatan Kulon Progo, ia mengembangkan Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk meningkatkan layanan kesehatan mental di tingkat kabupaten.

“Inovasi-inovasi ini tidak hanya berakhir di penelitian, tetapi diimplementasikan langsung untuk masyarakat. Dampaknya harus nyata dan berkelanjutan,” kata Prof. Subandi.

Atas kontribusi luar biasa d bidang kesehatan mental ini, Prof. Subandi dianugerahi Silver Academic Leader 2024 oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia.

Penghargaan ini menjadi bukti dedikasinya dalam riset, inovasi, dan pengembangan sistem kesehatan mental berbasis budaya di Indonesia.

Ia menyebutkan, keberhasilan ini juga berkat dokumentasi yang rapi. “Sertifikat, kontrak penelitian, hingga foto kegiatan sangat membantu kita merekap pencapaian. Dokumentasi adalah bagian penting yang sering diabaikan,” ujarnya.

Bagi Prof. Subandi, penghargaan hanyalah bonus. Ia tetap berkomitmen meneliti dan menulis, tanpa mengharapkan pengakuan.

Berita Terkait